Minggu, 18 November 2012

karya ilmiah tentang daun selada


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah kita ketahui bersama bahwa kesehatan adalah dambaan hidup setiap orang, oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia. Karena hanya dengan kondisi kesehatan tubuh dan jiwa yang baik maka semua fasilitas hidup dapat kita nikmati. Seperti kata pepatah, ”kesehatan bukanlah segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya tidaklah berarti”.
 Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan pemeliharaan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Dengan melalui Pendidikan kesehatan yang memiliki pengertian sebagai  proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. “Pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan” (Larry). Untuk itu kita harus menjaga kesehatan kita dengan baik agar terhindar dari berbagai macam penyakit.
Setiap hari manusia disibukkan dengan aktivitas-aktivitasnya, baik sekolah, bekerja dan lain-lain. Dengan aktivitas tersebut manusia tentunya memerlukan tenaga untuk melakukan seluruh kegiatannya. Sebagaimana kita tahu bahwa sumber tenaga adalah karbohidrat yang dapat diperoleh dari makanan kita sehari-hari, seperti nasi, jagung, ubi, dan lain-lain. Dengan mencukupi asupan karbohidrat, manusia akan mampu melakukan aktivitasnya dengan baik. Sebaliknya jika aktivitas padat dan tidak diimbangi dengan asupan karbohidrat yang cukup, maka manusia tersebut akan mengalami kelelahan atau bahkan jatuh sakit.
Selain memenuhi asupan karbohidrat, manusia juga membutuhkan istirahat. Istirahat diperlukan untuk memulihkan tenaga. Istirahat, misalnya tidur yang sangat penting bagi manusia. Selain dapat memulihkan tenaga, pakar kecantikan juga menemukan riset bahwa tidur yang cukup dapat membuat wajah senantiasa terlihat segar dan memperlambat regenerasi sel kulit sehingga tidak tampak kusam. Tidur juga penting untuk menajamkan otak. Menurut jurnal Learning and Memory, tidur dapat membantu otak melakukan kondolisasi dan mengatur informasi sedemikian rupa sehingga informasi kembali ke dalam otak secara benar. Bahkan menurut penelitian, orang yang tidur selama 6,5 sampai 7,5 jam sehari akan memilki hidup yang lebih panjang dibanding orang yang tidur dibawah 6,5 jam sehari.
Itulah sebagian kecil manfaat dari tidur. Sebagaimana kita tahu, bahwa setiap manusia memerlukan sekitar 6-8 jam sehari. Namun kenyatannya, masih banyak orang yang tidur dibawah delapan jam sehari dengan alasan bermacam-macam. Apalagi di zaman sekarang, ada banyak faktor yang membuat manusia tidak mampu mencukupi waktu tidurnya, seperti tuntutan kerja yang  mengharuskan pelakunya untuk bekerja hingga larut malam atau bahkan hingga waktu subuh tiba. Ini biasanya dialami oleh public figure. Ada juga disebabkan karena kebiasaan. Seseorang yang telah terbiasa tidur larut malam akan kesulitan  untuk tidur lebih awal dari biasanya.
Sebuah survei (tanpa tahun) dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Walaupun setelah mengontrol durasi tidur dan insomnia, dengan penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.  
Selain faktor tuntutan kerja dan kebiasaan, ada juga disebabkan karena seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau biasa disebut dengan Insomnia. Insomnia menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan tidur ataupun kalau tertidur juga tidak nyenyak. Orang yang mengalami Insomnia memiliki lingkaran kehitaman di sekitar mata dan wajahnya terlihat lesu.
Kurang tidur dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan. Hal ini dapat menyebabkan depresi, gelisa, mempengaruhi berat badan atau kulit yang tidak sehat dan dapat menghalangi pekerjaan Anda, kehidupan rumah  Anda dan latihan rutin Anda. Sayangnya karena sifat kehidupan modern yang sibuk  banyak orang pernah menderita insomnia dan banyak orang yag menganggap sebagai masalah kesehatan yang serius. Sebaliknya mereka yang menganggap insomnia sebagai fakta kehidupan yang baru datang dengan menjadi dewasa.
Namun ini adalah pemikiran yang salah. Tidur yang cukup dapat memiliki dampak positif yang luar biasa pada hidup seseorang. Bahkan tidur merupakan bagian penting dari formula kesehatan yang baik yang mengarah pada kebahagian dan kesejahteraan. Tanpa tidur, Anda tidak akan pernah sehat secara fisik dan mental.
Jika penyakit insomnia dibiarkan terus menerus tanpa ada penanganan, si penderita akan lebih mudah terserang penyakit karena kekebalan tubuh berkurang. Sebagaimana kita ketahui bahwa tidur juga berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu daya konsentrasi dan fisik akan menurun, karena kurangnya waktu istirahat. Jika daya konsentrasi dan fisik menurun maka berakibat pada pekerjaan si penderita tersebut.
Biasanya orang-orang menyarankan pada penderita insomnia agar rajin berolahraga serta tidur yang cukup untuk mengurangi gejala insomnia. Namun terkadang cara tersebut kurang efektif dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk dirasakan manfaatnya. Sehingga tak jarang penderita insomnia memilih untuk berkonsultasi dan membeli obat dari dokter agar gejalanya dapat berkurang atau bahkan hilang. Untuk berkonsultasi ke dokter tentu memerlukan biaya dan jika menkonsumsi obat secara terus menerus akan menyebabkan ketergantungan.
Ada berbagai macam obat untuk insomnia dan banyak orang menggunakan kombinasi dari berbagai macam obat tersebut. Yang paling penting adalah memiliki pola makan yang sehat dan melakukan banyak latihan. Jika Anda dapat mencapai itu semua, yang dibarengi beberapa kombinasi obat dan jenis-jenis terapi yang harus dilakukan, maka Anda akan mendapatkan hasil yang Anda inginkan.
Tetapi banyak orang yang tidak nyaman dengan resep obat tidur. Mereka merasa karena resep obat tidur terbuat dari bahan kimia yang diproduksi dari laboratorium-aneh dan sering kali memiliki efek samping yang mengejutkan. Itulah sebabnya mengapa obat herbal kadang-kadang solusi yang terbaik khususnya bagi orang-orang yang insomnia moderat atau sporadis.
Maka dari itu penulis mengangkat tema ini untuk memberi solusi kepada penderita insomnia, bagaimana cara mengurangi atau bahkan menghilangkan gejala insomnia tanpa mengonsumsi obat-obatan kimia, yaitu dengan mengganti obat-obatan kimia tersebut dengan selada (Lactuca Sativa). Selada (Lactuca Sativa) baik dikonsumsi bagi penderita insomnia karena selain lebih alami dan aman, selada (Lactuca Sativa) juga mengandung zat-zat untuk mengobati gejala insomnia.
B. Rumusan Masalah
Berpedoman dari judul dan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah bagaimana cara pemanfaatan daun selada (Lactuca Sativa) untuk  mengobati penyakit Insomnia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu untuk mengetahui cara pemanfaatan selada (Lactuca Sativa) untuk mengobati penyakit Insomnia.
D. Manfaat Penulisan
            Penulisan karya ilmiah remaja ini memiliki beberapa manfaat di antaranya:
1.      Dinas Kesehatan dapat menjadikan selada (Lactuca Sativa) obat terbaru dalam ilmu kesehatan.
2.      Bagi penderita insomnia diharapkan dapat memanfaatkan selada (lactuca sativa) sebagai solusi alternatif untuk mengurangi pemakaian obat-obatan kimia.
3.      Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat sebagai informasi tentang pemanfaatan selada (Lactuca Sativa) sebagai obat insomnia.
4.      Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi penulis – penulis selanjutnya terutama mengenai pemanfaatan selada (Lactuca Sativa) sabagai obat insomnia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.     Selada (Lactuca Sativa)
1.      Pengertian Selada (Lactuca Sativa)
Tanpa kita sadari, tanaman yang biasa kita temui ternyata memiliki berbagai macam manfaat, misalnya selada (Lactuca Sativa). Selada (Lactuca Sativa) adalah tumbuhan sayur yang biasa ditanam didaerah beriklim sedang maupun daerah tropika. Selama ini selada (Lactuca Sativa) nyaris lebih banyak menjadi penghias makanan, padahal kaya akan zat gizi dan sangat baik bagi kesehatan.
2.      Klasifikasi Ilmiah Selada (Lactuca Sativa)
Berikut ini klasifikasi selada (Lactuca Sativa) (sumber: http://www.wikipedia.org)
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Mognoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : asterales
Famili              : asteraceae
Genus              : lactuca
Spesies            : L. Sativa
Pada zaman Belanda dulu kita sudah mengenal istilah selada dari salade Perancis. Anak zaman sekarang mengenalnya sebagai letus dari Lettuce Inggris. Keduanya sama, Lactuca Sativa, sejenis tanaman dari keluarga bunga matahari Compositae. Carolus Linnaeus dari Swedia menyebutnya Lactuca karena sari tanaman itu keputih-putihan seperti lactis (air susu). Linnaeus melempar istilah sativa di atas kepala-kepala selada karena tanaman itu sudah lama dibudidayakan umat manusia. Sama lamanya dengan padi kita (Oryza Sativa) yang dibudidayakan orang Hindu, kacang kapri (Pisum Sativum) orang Siam, dan lobak (Raphanus Sativus) orang Cina.
Orang Persia (nenek moyang orang Iran sekarang) sudah sejak tahun 550 SM membudidayakan selada (Lactuca Sativa), dan memperkenalkannya ke Eropa pada zaman Alexander Agung menyerbu Persia. Orang Perancis menyebutnya Laitue, tetapi karena daun tanaman itu dimakan dengan salare (garam), masakannya disebut salada. Pada tahun 1560, laitue untuk membuat salada ini diperkenalkan orang Perancis ke Inggris. Dari sana dibawa ke berbagai penjuru dunia sebagai Lettuce dan salad.
Pada zaman kemudian tidak hanya garam yang dibubuhkan, melainkan mayonnaise (campuran kuning telur yang dikocok dalam minyak zaitun sampai menjadi saus yang agak kental, lalu diberi sari jeruk supaya enak). Tetapi namanya masih tetap ketinggalan zaman: salade, seolah-olah cuma dibumbui salare. Sampai sekarang nama itu belum direformasi.
Kalau bumbunya berkembang dari garam menjadi mayonnaise, tanamannya sendiri berkembang dari selada kuno yang daunnya tebal hijau, menjadi letus yang daunnya lebih tipis, dan bermacam-macam warnanya. Di antaranya malah ada yang keriting.
Orang Belanda zaman voor de oorlog memakai selada (Lactuca Sativa) sebagai campuran sla yang mayonesnya diberi sla olie (minyak kacang) karena minyak zaitun tidak ada di Indonesia. Tetapi kita di Jakarta memakai daun selada sebagai gado-gado saja berbumbu pecel, yang diberi minyak jambu monyet.
Belakangan masakan selada sudah tidak seperti dulu lagi yang hanya berupa selada (Lactuca Sativa), iris-irisan buncis dan wortel ditambah kol, tetapi sudah ditambah berbagai macam bahan lain. Bahkan tanpa selada (Lactuca Sativa) pun kini juga diminta disebut ‘selada’, kalau bumbunya berbau mayones dan Thousand Island.
Dulu, selada dipakai sebagai pembuka santapan, atau pelengkap bistik (nama modernnya steik). Tetapi belakangan, selada (Lactuca Sativa) naik tingkat menjadi makanan utama kalau ditambahkan karbohidrat (kentang rebus, pasta, nasi risoto italia, atau nasi kuning indonesia) dan protein hewani (daging ayam, sapi, ikan, atau udang). Yang bertahan sebagai pembuka hanya selada buah, seperti Tropical Paradise Salad, berisi mentimun jepang, kacang cina, mangga probolinggo, nanas palembang, atau apel malang.
Varietas selada itu sendiri kini juga bertambah banyak sampai kita kagum. Tetapi supaya mudah dikenal, lazimnya mereka dikelompokkan menjadi tiga. Salah satu head lettuce yang terkenal sebagai Iceberg pernah merajai pasar-pasar swalayan kita sebagai selada modern yang terjangkau oleh masyarakat metropolis Pulau Jawa. Daunnya yang hijau muda keputih-putihan membentuk kepala kompak seperti kubis sampai dikira kubis. Di Inggris Amerika ia disebut cabbage lettuce, karena bentuknya seperti blasteran antara selada dan kubis.
Selada (Lactuca Sativa) jika dilihat sepintas bentuknya seperti lobak yang berdaun kembang. Selada (Lactuca Sativa) merupakan tanaman paling populer di antara tanaman salad lainnya. Pada tahun 1952, nilai komersial tanaman selada sebagai sayuran di Amerika Serikat, hanya dapat dilampaui oleh kentang dan tomat. Tanaman ini diperkirakan telah mulai dijadikan usaha sejak 2.500 tahun lalu.
Tanaman selada (Lactuca Sativa) diduga berasal dari Asia Barat. Berawal dari kawasan Asia Barat dan Amerika, tanaman ini kemudian meluas ke berbagai negara. Daerah penyebaran selada (Lactuca Sativa) antara lain Karibia, Malaysia, Afrika Timur, Afrika Tengah, Afrika Barat, dan Filipina.
Selada (Lactuca Sativa)  biasanya digunakan pada makanan Salad. Tetapi dari disisi lain daun selada juga dapat dimanfaatkan sebagai obat. Selada (Lactuca Sativa) biasa dimanfaatkan sebagai obat dalam penyakit insomnia.
 Berikut ini gambar selada (Lactuca Sativa)
Gambar 1. daun selada (Lactuca Sativa)
Selada (Lactuca Sativa), satu-satunya jenis lactuca yang didomestikasi, merupakan tumbuhan asli lembah dari bagian timur Laut Tengah. Produksi selada dunia diperkirakan sekitar 3 juta ton, yang ditanam pada lebih dari 300.000 ha lahan.
Dalam perkembangan selanjutnya, pembudidayaan selada meluas ke negara-negara yang beriklim sedang maupun panas. Beberapa negara telah mengembangkan dan menciptakan varietas unggulan, seperti di Jepang, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Belanda.
Di Indonesia, selada (Lactuca Sativa) belum berkembang pesat sebagai sayuran komersial. Daerah yang banyak ditanami selada (Lactuca Sativa) masih terbatas pada pusat-pusat produsen sayuran seperti Cipanas (Cianjur) dan Lembang (Bandung).
Selada (Lactuca Sativa) termasuk famili Asteraceae dan genus Lactuca. Yang termasuk dalam famili ini adalah selada daun. Selama ini banyak orang salah kaprah dan menganggap selada daun sama dengan selada air, padahal selada air berasal dari famili yang berbeda.
Selada daun memiliki daun berwarna hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak, dan lebih enak dimakan mentah. Varietas selada daun yang ditanam di Indonesia umumnya berasal dari luar negeri.
 Bukit lukisan pada pemakaman Mesir kuno menunjukkan bahwa selada (Lactuca Sativa) yang tidak membentuk “kepala” telah ditanam sejak 4500 SM. Awalnya, tanaman ini mungkin digunakan sebagai obat dan untuk minyak-bijinya yang dapat dimakan. Beberapa ras lokal selada (Lactuca Sativa), diketahui digunakan untuk diambil minyak dan bijinya.
Tipe selada liar memiliki daun dan batang yang berduri, tidak membentuk kepala dan daunnya berasa pahit , serta mengandung banyak getah. Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan untuk memperoleh tanaman yang tidak berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit. Aspek lain meliputi tunas liar lebih sedikit, daun lebar dan besar, dan membentuk kepala. Selada yang membentuk kepala adalah tanaman yang dibudidayakan agak lebih kini, yang pertama kali dinamakan sebagai “selada kubis” pada tahun 1543.
3.      Jenis-jenis Selada  (Lactuca Sativa)
Berikut ini macam-macam selada (Lactuca Sativa)
Ada tiga kelompok budidaya selada :
1.      Capitata, selada kepala renyah (Crisphead, Iceberg) dan kepala mentega (Butterhead)
a)      Selada Kepala Renyah
Setelah perkembangan riset awal, selada (Lactuca Sativa) selanjutnya mulai tumbuh bertumpang tindih, dan memerangkap daun yang baru terbentuk. Terus berkembangnya daun yang terperangkap meningkat kepadatan kepala; kepala biasanya berbentuk hampir bulat. Kepala dapat menjadi sangat keras, dan dengan makin besar, kepala ini dapat pecah. Daun selada (Lactuca Sativa) yang terlalu matang menjadi berasa pahit. Daun-daun bagian dalam yang terlipat ketat menjadi kasar (Rugose), getas dan renyah. Daun terluar biasanya berwarna hijau tua, makin kedalam warnanya makin muda. Ketika dipanen, tanaman dilapangan biasanya berbobot antara 700 dan 1000 gram. Selada (Lactuca Sativa) produksi rumah kaca umumnya jauh lebih kecil daya simpan dan keterangkutan yang baik adalah sifat penting yang dimiliki selada kepala renyah.
b)      Selada Kepala Mentega
      Kultivar kepala mentega, kadang-kadang disebut selada kubis,  lebih banyak ditanam. Kultivar ini lebih disukai konsumen karena aroma dan daunnya yang lembut. Tanaman kultivar ini lebih  kecil, agak lebih gepeng dan menghasilkan kepala yang kurang padat ketimbang tipe kepala renyah. Daunnya lebar, berlipat dan lembut, dengan tekstur berminyak lunak. Ada dua tipe utama utama kultivar ini yang diproduksi, tipe hari-netral dengan kepala agak dan tipe hari-pendek, dan umumnya ditanam dalam naungan pelindung. Kedua tipe ini mudah tergoras sehingga karakteristik keterangkutan dan daya simpannya tidak baik. Kultiver tipe batavia memiliki sifat pertengahan antara tanaman kepala renyah dan kepala mentega. Kultivar ini ditanam baik dilapangan maupun dalam bangunan pelindung.
2.      Longifolia, selada cos (Romaine)
Kultiver cos juga disebut Romaine, memiliki daun memanjang, kasar, dan bertekstur renyah, dengan tulang daun tengah lebar dan jelas. Daun panjangnya agak sempit cenderung tumbuh tegak dan secara longgar bertumpang tindih datu sama lain, serta tidak membentuk kepala. Sifat pascapanenya sama dengan tipe kepala renyah.
3.      Crispa, selada daun longgar
Kultivar daun longgar sangat beragam ukuran, sembir, warna, dan tekstur daunnya. Setiap kultivar memiliki daun yang berkembang dan kelompok proset yang ketat.  Sebagian memiliki daun lembut dan renyah, sebagian berdaun halus, sementara yang lainnya diantara keduanya. Penanganan pascapanen selada jenis ini harus lebih hati-hati karena kelembutan daunnya, umur simpannya agak pendek, walaupun lebih baik daripada tipe kepala mentega, bahkan dengan pendinginan dan penanganan yang baik sekalipun.
Berikut ini gambar  selada :
Gambar 2. selada daun longgar.
B.     Insomnia
1.      Pengertian Insomnia
Mungkin kita sering mendengar istilah Insomnia atau biasa disebut dengan penyakit sulit tidur.  Tetapi kita tidak mengetahui apa arti dari insomnia itu sendiri. Sebelum kita mengetahui arti dari insomnia sebaiknya kita mengetahui pengertian tidur yaitu merupakan suatu kondisi istirahat alami yang dilakukan oleh manusia dan hewan-hewan semasa hidupnya yang sangat penting bagi kesehatan.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) “Insomnia adalah keadaan tidak dapat tidur Karena gangguan jiwa”. Sedangakan Pengertian Insomnia secara umum adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk tidur. Dan pengertian lainnya adalah  gangguan tidur yang memiliki gejala lesu sepanjang hari karena kekurangan waktu tidur, umumnya penderita insomnia ini akan sulit tidur jika terbangun di malam hari. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa insomnia merupakan keadaan sulit untuk tidur yang diakibat oleh beberapa faktor didalam kehidupan. 
Kegunaan atau fungsi tidur yang cukup diantaranya sebagai berikut:
1.      Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
2.      Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
3.      Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktifitas seharian.
4.      Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
5.      Menambah konsentrasi dan kemanpuan fisik.
Fase / tahapan tidur seseorang, antara lain sebagai berikut:
1.      Awal
2.      Non rapid eyes movement (non-rem)
3.      Rapud Eyes  Movement (rem)
4.      Dream sleep
2.      Jenis-jenis Gangguan Tidur
Berikut ini jenis- jenis gangguan tidur atau insomnia, yaitu:
1.      insomnia transient yang bersifat sementara.
2.      Insomnia jangka pendek yang dapat berlangsung selama beberapa minggu.
3.      Insomnia kronis yang dapat diderita selama lebih dari tiga minggu.
Menurut Nation Institute of Health (1995) Insomnia atau gangguan sulit tidur dibagi menjadi tiga yaitu, insomnia sementara (intermittent)
terjadi bila gejala muncul dalam beberapa malam saja.
Insomnia jangka pendek (transient) bila gejala muncul secara mendadak tidak sampai berhari-hari, kemudian insomnia kronis (chronic) gejala susah tidur yang parah dan biasanya disebabkan oleh adanya ganguan kejiwaan. penyebab insomnia intermittent dan transient antara lain stres, kebisingan, udara yang terlalu dingin atau terlalu panas, tidur tidak ditempat biasanya, berubahnya jadwal tidur, dan efek samping dari obat obatan. Sedangkan insomnia yang kronik disebabkan oleh beberapa faktor terutama secara fisik dan mental disorder.
3.   Penyebab Penyakit Insomnia
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Berikut ini terdapat gambar orang yang berpotensi mengalami komplikasi pada insomnia.
     Gambar 3. Potensi  komplikasi pada insomnia (sumber: complications_of_insomnia/Wikipedia.org)
 Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedative (obat penenang) memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut, dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi. Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Secara lebih rinci soresso (tanpa tahun) berbagai penyebab munculnya ganguan tidur terbagi menjadi enam yaitu:
a.       Fram akologis, pemakaiaan obat-obatan.
b.      Medis , misalnya sakit kepala, kesulitan bernafas.
c.       Genetik, memiliki darah keturunan dari penderita insomnia yang parah.
d.      Konsumsi tembakau atau alkohol.
e.       Psikiatris, misalnya ganguan emosi, kecemasan, shcizoprenia, somatoform.
f.       Ganguan psikologis, setelah mengalami pengalaman tromatis, ditinggal orang yang dicintai dan frustasi kesulitan mencoba untuk tidur.
Penyebab insomnia menurut naturalmedication.com  yaitu penyebab  paling umum dari tidur adalah karena ketegangan mental yang disebabkan oleh kecemasan, kekhawatiran, menahan amarah, dan marah bahkan karena kepahitan. Perasaan tertindas terhadap kebencian, kemarahan dan kepahitan juga dapat menyebabkan insomnia. Makan terlalu banyak seperti makan berlebihan pada wakttu malam, minum teh atau kopi dan bahkan merokok yang berlebihan, dan  kelaparan saat  tidur adalah penyebab lainnya. Selain itu seringkali mengkhawatirkan tentang waktu tidur yang sudah cukup sehingga membuat orang terjaga.
Selain itu penyebab penyakit insomnia pada manusia yang lainnya adalah sebagai berikut:
1.      Faktor fisik seperti karena sedang sakit pilek, asma, sinus, dan lain-lain.
2.      Faktor lingkungan yaitu seperti adanya aroma tidak sedap, polusi suara yang bising, asap, lingkungan sosial yang sedang tidak aman.
3.      Faktor gaya hidup tidak sehat seperti akibat rokok, minuman keras, obat kuat, dan lain-lain.
4.      Faktor psikologis yaitu stress yang terus-menerus.
5.      Faktor prikiatris akibat rasa depresi yang dialami oleh seseorang.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
a.       Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
b.      Bekerja pada malam hari.
c.       Sering berubah-ubah jam kerja.
d.      Penggunaan alkohol yang berlebihan.
e.       Efek samping obat (kadang-kadang).
f.       Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Al).
Makanan yang harus dihindari menurut naturalmedication.com antara lain:
1. Kopi
2. Teh
3.  Makanan pedas
4. Cola Cola
5. Coklat
6. Obat perangsang
7. Alkohol
8. Aditif
9. Pengawet
10. Makanan non-organik yang mengandung pestisida
11. Makanan kaleng
12. Gula dan makanan tinggi gula dan karbohidrat halus. Yang dapat  
       meningkatkan kadar gula darah dan dapat menyebabkan ledakan energi yang
       mengganggu tidur.
13. Makanan yang mungkin menyebabkan gas, mulas, atau gangguan pencernaan,
      seperti makanan berlemak atau pedas, makanan yang beraroma bawang putih,
      buncis, ketimun, dan kacang tanah.
14.  Makanan seperti daging yang tinggi protein dapat menghambat tidur dengan
       menghalangi sintesis serotonin, membuat kita merasa lebih waspada.
15. Monosodium glutamat (MSG), yang sering ditemukan dalam makanan Cina  
      yang menyebabkan reaksi stimulan pada beberapa orang.
16. Hindari rokok dan tembakau. Meskipun merokok mungkin tampaknya
       memiliki efek menenangkan, nikotin sebenarnya neurostimulant dan dapat
        menyebabkan masalah tidur.


4.      Gejala Insomnia
Gejala dari penyakit insomnia yaitu penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Dan gejala yang paling sering terjadi adalah kesulitan untuk mengatur jam tidur.
Berikut ini gejala umum dari  insomnia diantaranya:
a.        Sulit tidur.
b.      Setelah bangun tidur pada malam hari akan  kesulitan untuk tidur kembali.
c.       Bangun terlalu pagi-pagi.
d.      Mengalami kelemahan pada saat bangun tidur
e.        Lelah sepanjang hari.
f.       Kehilangan konsentrasi
g.      Kelelahan
h.      Suasana hati sering bervariasi
i.        Kesulitan berfokus pada pekerjaan
j.         Nyeri otot











BAB III
METODE PENULISAN
A.    Teknik Pengumpulan Data
Data yang disajikan dalam karya tulis ilmiah ini berdasarkan metode Kajian Pustaka. Data pada metode ini diperoleh dari literatur atau bahan bacaan berupa buku-buku, majalah, internet, sesuai dengan objek yang akan dikaji.
B.     Objek Tulisan
Adapun objek penulisan karya tulis ilmiah ini adalah selada (Lactuca Sativa) sebagai obat insomnia.
C.    Jenis Tulisan
Pada penulisan karya tulis ilmiah ini, jenis penulisan yang digunakan adalah study kepustakaan. Yakni mengumpulkan data dari berbagai macam jenis bacaan atau literatur sehingga dapat menggambarkan tentang pemanfaatan selada (Lactuca Sativa) sebagai obat insomnia.
D.    Prosedur Penulisan
Data dan informasi yang diperoleh penulis kumpulkan, kemudian data tersebut direduksi, dan mengambil semua data yang berhubungan dengan objek yang akan dikaji, lalu data tersebut diolah dan dianalisis. Terakhir disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah.











BAB IV
PEMBAHASAN
Pemanfaatan Selada (Lactuca Sativa)  sebagai Obat Insomnia
1.      Zat yang Terkandung dari Selada (lactuca sativa)

Berikut ini kandungan yang bermanfaat dari daun selada (Lactuca Sativa) :
1. Mineral
2. Vitamin
3. Antioksidan
4. Potassium
5. Zat Besi
6. Folat
7. Karoten
8. Vitamin C
9. Vitamin E

Berikut ini gambar selada (Lactuca Sativa):
Gambar 4. Daun Selada (Lactuca Sativa) (foto: energyfanatics.com)
Daun selada mengandung bioflavonoid, mirip vitamin C, yaitu mempertahankan fisik agar tetap awet muda. Selain itu, bioflavonoid berfungsi membantu mempertahankan kekuatan pembuluh darah agar tidak mudah pecah.
Selada (Lactuca Sativa) kaya akan kandungan vitamin A, C, E, betakaroten, seng, asam folat, magnesium, kalsium, zat besi, mangan, fosfor, dan natrium. Namun, dalam beberapa kasus, selada air dapat mengganggu orang yang mempunyai masalah pencernaan berat atau tukak lambung.
Seperti jenis sayur-sayuran lainnya, selada juga mengandung komponen gizi yang cukup baik, terutama vitamin A dan vitamin K. Kandungan gizi tiap jenis selada (Lactuca Sativa) berbeda-beda. Kandungan vitamin A paling banyak terdapat pada selada yang berwarna merah.
Sementara kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada selada jenis Roman Lettuce. Kombinasi vitamin C dan betakaroten pada selada sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung karena dapat mencegah oksidasi kolesterol.
Selada (Lactuca Sativa)  juga kaya akan vitamin K, paling banyak terdapat pada selada berdaun merah. Selain membantu proses pembekuan darah, vitamin K berpotensi mencegah penyakit serius seperti penyakit jantung dan stroke karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh faktor-faktor seperti timbunan plak kalsium.
Manfaat selada (Lactuca Sativa) bagi kesehatan tubuh adalah sebagai berikut :
1. Membantu meringankan insomnia (sulit tidur) karena ketegangan syaraf.
2. Membantu menurunkan resiko gangguan jantung dan terjadinya stroke.
3. Mengurangi resiko terjadinya kanker.
4. Mengurangi resiko terkena katarak.
5. Membantu mengurangi resiko spina bifida (salah satu jenis gangguan kelainan pada tulang belakang).
6. Membantu kerja pencernaan dan kesehatan organ hati.
7. Mengurangi gangguan anemia.
2. Cara Memilih Selada (Lactuca Sativa)
Tips memiliki selada (Lactuca Sativa) yang baik :
1.      Pilihlah selada (Lactuca Sativa) yang masih berwarna hijau dan segar, dan dalam penanganannya, sebaiknya daun selada (Lactuca Sativa) jangan sampai tersobek agar kandungan didalamnya tidak cepat menguap keluar / hilang.
2.      Sebelum dimakan, cucilah selada dengan air bersih yang mengalir agar bakteri dan residu pestisida yang masih menempel ikut terbuang bersamaan dengan aliran air.
 Tidak ada dalam kamus persayuran bahwa selada harus direbus dan dimakan matang, supaya tidak membuat sakit perut. Lezatnya justru kalau ia dimakan segar dalam keadaan mentah. Jika hendak mengonsumsi sayuran mentah seperti selada, sebaiknya cuci berulang kali hingga bersih. Air yang dipakai untuk mencuci harus bebas dari mikroba patogen atau mikroba penyebab kebusukan makanan. Selain itu, pencucian juga dapat dilakukan dengan desinfektan seperti klorin.     
Menurut Codex Alimentarius Comission (2000), konsentrasi klorin yang aman digunakan untuk desinfeksi berkisar antara 50-200 ppm (mg/kg), dengan waktu kontak 1-2 menit. Di Amerika Serikat, maksimum 200 ppm klorin yang diizinkan untuk sanitasi buah dan sayuran. Bila digunakan untuk pencucian buah dan sayuran segar, batas maksimum penggunaan klorin adalah 5 ppm. Setelah dicuci dengan klorin, sayuran harus dicuci dengan air bersih kembali.
Selain itu, proses pemblansiran juga dapat menjadi pilihan. Blansir adalah suatu cara perlakuan panas pada bahan dengan cara pencelupan ke dalam air panas atau pemberian uap panas pada suhu sekitar 82-93°C. Waktu blansir bervariasi antara 1-11 menit.  Selain itu, bagian-bagian selada yang tidak dinginkan, seperti akar maupun daun yang sudah mulai membusuk, sebaiknya dibuang.
Selada (Lactuca Sativa)  baik dikonsumsi secara langsung yaitu dengan cara mencucinya terlebih dahulu sebelum dimakan. Selain itu cara memakan mentah daun selada dapat pula disajikan sebagai salad atau lalapan bersama tambahan sayuran lain.
Benih selada juga berguna dalam insomnia yaitu dengan cara merebus satu sendok makan biji selada (Lactuca Sativa)  dengan setengah liter air, setelah itu tunggu beberapa saat sampai airnya tersisa hingga sepertiga dari setengah liter air tadi, lalu air rebusan tadi disaring dan diminum selagi hangat.
3.   Cara penyimpanan selada (Lactuca Sativa)  
Sebelum diolah atau dikonsumsi, selada (Lactuca Sativa) sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin. Sebelum disimpan, selada (Lactuca Sativa) harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mencegah pertumbuhan mikroba. Lebih baik lagi jika selada dibungkus dengan plastik untuk mencegah kontaminasi.
Penyimpanan selada (Lactuca Sativa) sebaiknya tidak terlalu dekat dengan buah-buahan yang dapat memproduksi etilen seperti apel, pisang, dan buah pir, agar tidak mudah busuk. Lama penyimpanan selada tergantung jenisnya. Selada Roman Lettuce dapat bertahan selama 5-7 hari, sedangkan selada Butterhead hanya 2-3 hari.
Untuk menghindari bahaya yang tidak diinginkan, sayuran segar seperti selada (Lactuca Sativa) sebaiknya tidak dikonsumsi dalam keadaan mentah, terutama bila disajikan untuk anak-anak atau orang tua. Proses pemasakan juga dapat membunuh mikroba yang bersifat patogen.
Penyajian usai pemasakan juga tidak boleh luput dari perhatian. Sebaiknya makanan yang telah melalui proses pemasakan langsung dikonsumsi. Sebagian besar kasus food borne disease (penyakit yang berasal dari makanan) di Indonesia diakibatkan oleh penanganan sesudah pemasakan yang tidak sempurna, seperti penyimpanan yang terlalu lama.
Cara Menanam Selada (Lactuca Sativa) yang Aman
Cara menanam dan menyiapkan hasil panen selada (Lactuca Sativa) yang aman, dan tidak membuat sakit perut.
a)      Selada gunung
Karena asalnya dari daerah subtropik yang sejuk udaranya, selada yang ditanam di daerah tropik yang panas seperti Indonesia terpaksa dicarikan tempat penanaman yang sejuk juga. Misalnya di Lembang, lereng selatan Gunung Tangkuban Perahu. Atau Desa Cidahu di lereng selatan Gunung Salak setinggi 1.000 m di atas permukaan laut. Di tempat yang udaranya masih segar, bebas polusi udara itu, Head Lettuce seperti Green Mignonette dan Red Lola Rosa, bisa tumbuh leluasa (dan bagus) karena menerima sinar matahari penuh, tetapi tidak panas.
Selada ditanam perusahaan Incredible Edibles Farm pimpinan Bill Anderson (seorang koki kepala di Javana Spa, Cicurug), di atas bedengan selebar 80 cm. Bedengan dipasangi kerangka bambu untuk mengerudungkan lembaran plastik sebagai pelindung. Sebab, setiap sore sampai fajar esok harinya, tanaman perlu dikerudungi agar tidak terkena hujan sore-sore. Daun selada sangat peka terhadap air, dan mudah busuk karena air biasanya membawa benih bakteri dan cendawan.
Perusahaan itu tidak menyiram seladanya dengan air, tetapi membasahi tanahnya saja, agar selada memperoleh air melalui akarnya. Bedengan dilengkapi selang plastik besar yang memanjang di bagian tengahnya, untuk menyalurkan air pembasah tanah. Melalui selang kecil dan tabung Emitter (penyebar) yang ditancapkan di dekat tiap-tiap tanaman, air dirembeskan secara merata di seluruh bedengan. Seladanya jadi bebas percikan air.
Karena konsumen menghendak selada yang bebas racun serangga, penanaman dilakukan secara organik. Tanaman tidak disemprot dengan insektisida, dan tidak diberi pupuk kimia anorganik, tetapi pupuk kandang dan air dari kolam kompos.
Bertanam selada yang umurnya pendek ini (1,5 bulan sudah bisa dipanen), membuat karyawan perusahaan sibuk sekali. Selesai dikerahkan untuk menangani hasil panen, segera mereka mulai dikerahkan untuk membibitkan selada baru, dan menyiapkan bedengan bagi acara penanaman berikutnya.
Bedengan yang sudah siap ditanami, tetapi belum ditancapi bibit, dikerudungi lembaran plastik rapat sekali, sehingga suhu panas yang tersekap di bawahnya memanggang tanah. Dengan begitu, benih bakteri, cendawan, dan serangga tanah yang terbawa pupuk kandang jadi mati konyol semua.
Karena selada tidak boleh terkena air sama sekali, maka setelah dipotong pada pangkal batangnya, ia cepat-cepat dibersihkan dari bagian-bagiannya yang kotor, rusak, atau cacat (terutama daun bagian bawah), lalu dibungkus plastic wrap. Semuanya dikemas dalam dus karton, yang kemudian diawetkan dengan pendinginan dalam ruang pendingin bersuhu 4oC. Dalam suhu sedingin itu, sisa benih kuman yang masih nebeng tertumpas semua. Namun, daun seladanya tidak mati beku. Barulah ia bisa diangkut ke kota konsumen dengan truk berpendingin. Selada yang tidak diawetkan dengan pendinginan tidak akan tahan lama disimpan dalam lemari es.
b)      Selada pabrik
Kebetulan jenis selada adalah tanaman segala musim. Di samping varietas musim semi dan panas, juga ada yang bisa tumbuh di musim gugur dan dingin. Dengan menanam varietas yang sesuai dengan musim, selada di Inggris dan Amerika bisa ditemukan sepanjang tahun. Tetapi masalahnya, ada konsumen berselera tinggi yang tidak mau menyantap selada musim dingin di musim dingin. Maunya selada musim semi, walaupun musimnya sudah dingin. Ini memang masalah orang di daerah empat musim, dan kita di Indonesia tidak ada urusan. Tetapi kita terbelalak juga, ketika pada tahun 1986 Toyo Engineering Corporation dari Jepang menanam selada musim semi pada musim dingin. Menanamnya dalam ‘pabrik’ sayuran di Kota Kushiro, Hokkaido (pulau Jepang paling utara).
Disebut pabrik karena tempatnya bukan ladang pertanian di udara terbuka, tetapi gedung beratap yang tertutup seperti pabrik. Udara di dalamnya diatur agar tetap hangat, meskipun udara di luar sudah dingin membeku. Selada ditanam secara hidroponik, tanpa tanah, dalam bak berisi larutan zat makanan. Sinar matahari untuk fotosintesis diganti dengan cahaya lampu. Sedangkan CO2, kelembapan udara, suhu, dan larutan zat makanan diatur kadarnya dengan komputer agar semuanya cukup dan nyaman.
Untuk menciptakan angin, dipasang sejumlah kipas yang embusannya cukup kuat untuk membuat daun selada bergoyang. Ini perlu karena daun selada yang bergoyang selama tumbuhnya terasa lebih gurih (setelah dipanen), daripada yang diam dalam ruangan pengap.
Penjelasan ilmiah (bagaimana duduknya perkara) belum ada, tetapi faktanya di pabrik selada ada.
Dengan adanya pabrik selada itu, penduduk Hokkaido tidak perlu mendatangkan selada lagi dari pulau lain di selatan, pada musim salju yang sulit angkutan darat dan lautnya.
c)      Selada aeroponik
Pada tahun 1995, selada Singapura naik pangkat menjadi selada aeroponik. Ditanamnya tidak di ladang atau dalam ‘pabik’, tetapi di udara. Ini bukan olok-olok, tetapi memang tanaman dibiarkan menggantung (akarnya) di udara. Bibitnya ditancapkan di lubang tanam pada papan styrofoam, lalu papan ini ditutupkan di atas bak dari plastik fiberglass yang kosong melompong. Akar tanaman yang tumbuh di bagian bawah styrofoam menggantung di udara dalam ruangan bak ini.
Sebelumnya, bibit selada dikecambahkan dulu di persemaian berupa lempengan sepon dakron yang sudah terbagi-bagi menjadi potongan kecil. Ukurannya pas dengan lubang tanam pada papan styrofoam. Ketika bibit sudah menjadi kecambah berdaun empat, ia dipindah-tancapkan bersama potongan seponnya dalam lubang tanam styrofoam.
Akar selada yang bergelantungan di udara di bawah styrofoam itu disemprot langsung dengan larutan zat makanan dari pipa di dasar bak, melalui alat penyemprot halus, sampai yang keluar berupa kabut. Ada sakelar berhubungan dengan timer, yang membuka keran penyemprot setiap dua menit sekali. Setiap kali sesudah lewat lima detik, keran menutup semprotan secara otomatis.
Perusahaan Aero Green membangun instalasi aeroponik semacam itu di seberang Sungai Buloh Nature Park, Kranji, Singapura. Amazing Farm membangun instalasi serupa di Lembang, pada 1999. Deretan bak plastik fiberglass dibangun di bawah atap rumah plastik, yang dindingnya berupa kain kasa nyamuk nilon. Hama serangga dari luar tidak mungkin masuk ke kebun aeroponik, sehingga tanaman tidak perlu disemprot racun serangga.
Karena zat makanan yang diberikan diramu dengan kadar optimal, selada tumbuh pesat. Dalam satu bulan saja sudah bongsor dan dapat dipanen. Panennya unik sekali. Di atas ‘ladang’ styrofoam dipasang mesin pemotong listrik yang dapat memangkas selada dengan rapi sekali tepat di pangkal batangnya. Pekerja yang tangannya sudah dicuci bersih, kemudian tinggal mengumpulkan selada yang sudah bergelimpangan di atas papan styrofoam itu.
Selada yang dihasilkan jelas bersih, bebas racun, dan bebas kuman penyakit, sehingga menenteramkan hati para penggemarnya, walaupun dimakan mentah. Tidak dicuci juga tidak masalah karena ditanggung tidak akan membuat sakit perut.


























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Cara pemanfaatan selada (Lactuca Sativa) sebagai obat insomnia yaitu selada (Lactuca Sativa) mengandung zat yang dapat merangsang tidur yang disebut Lactucarium. Selain itu selada (Lactuca Sativa) dapat dikonsumsi dengan baik secara langsung (dalam keadaan mentah) maupun setelah diolah. Cara memilih salada yang baik yaitu pilihlah selada (Lactuca Sativa) yang masih berwarna hijau dan segar, dan dalam penanganannya, sebaiknya selada (Lactuca Sativa) jangan sampai tersobek agar kandungan didalamnya tidak cepat menguap keluar / hilang. Sebelum dimakan, cucilah daun selada dengan air bersih yang mengalir agar bakteri dan residu pestisida yang masih menempel ikut terbuang bersamaan dengan aliran air.
B.     Saran
1.      Diharapkan agar pemerintah khususnya Dinas Kesehatan agar menyiapkan dana untuk pembudidayaan dan pelestariaan tanaman selada (Lactuca  Sativa).
2.      Diharapkan kepada masyarakat agar gemar membudidayakan dan mengonsumsi selada (Lactuca Sativa) demi pencegahan penyakit insomnia.
3.      Kepada semua pihak diharapkan memahami manfaat selada (Lactuca Sativa) sebagai obat berbagai macam penyakit terutama penyakit insomnia.
4.      Terjadinya penyakit insomnia yang banyak terjadi pada masyarakat dewasa ini, terutama karena dampak tuntutan kerja. Oleh sebab itu, hendaknya kita lebih memperhatikan waktu istirahat terutama tidur yang cukup.








DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.  2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3 – cet. 1. Jakarta: Balai Pustaka.
Soeseno, Slamet. 2000. Daun Selada tidak Dicuci. Jakarta: Majalah Intisari.
Wardani, Rinna. 2008. Sehat dengan Bahan Alami. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soek-Cheon, Kim. 2006. 3 Menit Belajar Pengetahuan Umum. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.   
Diana. 2010. Tanaman Herbal untuk Insomnia. Online. (http://www.mediacanela.com). Diakses 30 Agustus 2010. 10.30 WITA.
http://Yahooanswer/manfaat-daun-selada.co.id